Sabtu, 11 Desember 2010

Presiden Lewat, Saya Korupsi! Gawat

Suatu ketika kemacetan menjadi begitu luar biasa di daerah saya, yang terhitung jarang sekali atau bahkan hampir tidak pernah menderita kemacetan seperti kala itu. Sepanjang jalan kota Banda Aceh padat total. Kendaraan berjubal mengantri mendapat jatah jalan. Saya yang hari itu mendapat tugas mengajar di sebuah bimbingan, sudah hampir 15 menit di dalam mopen umum mencoba menerka apa yang terjadi. Masih di jalan yang tidak jauh dari rumah, sebagai mukaddimah dari rentetan kemacetan selanjutnya, saya wondering di hati, kecelakaankah? Aahhh, memang saya orang tidak update, sebenarnya cukup gaul, namun saat itu saya baru saja terlepas dari pekerjaan yang menyita waktu, tenaga, dan pikiran, yakni mengerjakan orderan ketikan! Alhasil, saya tidak tahu, sebelum akhirnya menjadi tahu, bahwa ternyata presiden lewat! OMG! Di jalan utama yang akan mengantarkan saya menuju kota-lah saya menyadari akan kehadiran orang terpenting di Indonesia itu. Ada spanduk besar bertuliskan kurang lebih ‘Selamat Datang Bapak Presiden’. Saya menjadi antusias. Semoga pak pres melintasi mopen yang saya tumpangi, amin. Sebagai penggemar pak pres saya mencoba bersabar menunggu antrian kemacetan yang bising itu. Masih ada 35 menit waktu yang tersisa untuk bisa mencapai lokasi mengajar. Namun sayangnya, mopen itu nyaris tidak banyak berjalan, bahkan hampir diam 10-15 menit, saking ramainya! Oalah, jelas saya panik, wong saya tipikal guru On Time! (Narsis). Saya menggerutu dalam hati. Kenapa presiden lewat sampai harus menghalangi jalan –yang hanya akan dilewati presiden nanti- dan tidak jelas waktunya kapan. Sementara saya, warga negara Indonesia yang sadar dan taat hukum, terpaksa harus menjadi salah satu koruptor. Saya begitu membenci praktek-praktek Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme! Tapi kali itu, sayalah pelakunya. Semoga Allah Swt bukan memaknainya sebagai sebuah dosa. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar