“Life is like a rainbow. You need both the sun and the rain to make its colors appear.”
Tampilkan postingan dengan label Indahnya Syari'at. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indahnya Syari'at. Tampilkan semua postingan
Minggu, 31 Juli 2011
10 Sahabat yang Dijamin Masuk Syurga
10 Sahabat yang Dijamin Masuk Syurga
Disusun Oleh: Meta Keumala
Tugas Halaqah
2/18/2011
10 Sahabat yang Dijamin Masuk Syurga
Sahabat Rasulullah SAW yang dijamin masuk surga berdasarkan hadits berikut: Tercatat dalam “ARRIYADH ANNADHIRAH FI MANAQIBIL ASYARAH“ dari sahabat Abu Dzar ra, bahwa Rasulullah masuk ke rumah Aisyah ra dan bersabda: “Wahai Aisyah, inginkah engkau mendengar kabar gembira?” Aisyah menjawab : “Tentu, ya Rasulullah.” Lalu Nabi SAW bersabda, ”Ada sepuluh orang yang mendapat kabar gembira masuk surga, yaitu : Ayahmu masuk surga dan kawannya adalah Ibrahim; Umar masuk surga dan kawannya Nuh; Utsman masuk surga dan kawannya adalah aku; Ali masuk surga dan kawannya adalah Yahya bin Zakariya; Thalhah masuk surga dan kawannya adalah Daud; Azzubair masuk surga dan kawannya adalah Ismail; Sa’ad masuk surga dan kawannya adalah Sulaiman; Said bin Zaid masuk surga dan kawannya adalah Musa bin Imran; Abdurrahman bin Auf masuk surga dan kawannya adalah Isa bin Maryam; Abu Ubaidah ibnul Jarrah masuk surga dan kawannya adalah Idris Alaihissalam.”
Kisah singkat 10 Sahabat
1. Abdullah(Abu Bakar) bin Abi Qohafah (Assiddiq), adalah seorang Quraisy dari kabilah yang sama dengan Rasulullah, hanya berbeda keluarga. Bila Abu Bakar berasal dari keluarga Tamimi, maka Rasulullah berasal dari keluarga Hasyimi. Keutamaannya, Abu Bakar adalah seorang pedagang yang selalu menjaga kehormatan diri. Ia seorang yang kaya, pengaruhnya besar serta memiliki akhlaq yang mulia. Sebelum datangnya Islam, beliau adalah sahabat Rasulullah yang memiliki karakter yang mirip dengan Rasulullah. Belum pernah ada orang yang menyaksikan Abu Bakar minum arak atau pun menyembah berhala. Dia tidak pernah berdusta. Begitu banyak kemiripan antara beliau dengan Rasulullah sehingga tak heran kemudian beliau menjadi khalifah pertama setelah Rasulullah wafat. Rasulullah selalu mengutamakan Abu Bakar ketimbang para sahabatnya yang lain sehingga tampak menojol di tengah tengah orang lain.
“Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh ummat niscaya akan lebih berat keimanan Abu Bakar. ”(HR. Al Baihaqi)
Al Qur’an pun banyak mengisyaratkan sikap dan tindakannya seperti yang dikatakan dalam firmanNya, QS Al Lail 5-7, 17-21, Fushilat 30, At Taubah 40. Dalam masa yang singkat sebagai Khalifah, Abu Bakar telah banyak memperbarui kehidupan kaum muslimin, memerangi nabi palsu, dan kaum muslimin yang tidak mau membayar zakat. Pada masa pemerintahannya pulalah penulisan AlQur’an dalam lembaran-lembaran dimulai.
2. Umar Ibnul Khattab, ia berasal dari kabilah yang sama dengan Rasulullah SAW dan masih satu kakek yakni Ka’ab bin Luai. Umar masuk Islam setelah bertemu dengan adiknya Fatimah daan suami adiknya Said bin Zaid pada tahun keenam kenabian dan sebelum Umar telah ada 39 orang lelaki dan 26 wanita yang masuk Islam. Di kaumnya Umar dikenal sebagai seorang yang pandai berdiskusi, berdialog, memecahkan permasalahan serta bertempramen kasar. Setelah Umar masuk Islam, da’wah kemudian dilakukan secara terang-terangan, begitupun di saat hijrah, Umar adalah segelintir orang yang berhijrah dengan terang-terangan. Ia sengaja berangkat pada siang hari dan melewati gerombolan Quraisy. Ketika melewati mereka, Umar berkata, ”Aku akan meninggalkan Mekah dan menuju Madinah. Siapa yang ingin menjadikan ibunya kehilangan putranya atau ingin anaknya menjadi yatim, silakan menghadang aku di belakang lembah ini!” Mendengar perkataan Umar tak seorangpun yang berani membuntuti apalagi mencegah Umar. Banyak pendapat Umar yang dibenarkan oleh Allah dengan menurunkan firmanNya seperti saat peristiwa kematian Abdullah bin Ubay (QS 9:84), ataupun saat penentuan perlakuan terhadap tawanan saat perang Badar, pendapat Umar dibenarkan Allah dengan turunnya ayat 67 surat Al Anfal.
Sebagai khalifah, Umar adalah seorang yang sangat memperhatikan kesejahteraan ummatnya, sampai setiap malam ia berkeliling khawatir masih ada yang belum terpenuhi kebutuhannya, serta kekuasaan Islam pun semakin meluas keluar jazirah Arab.
3. Utsman bin Affan, sebuah Hadits yang menggambarkan pribadi Utsman : “Orang yang paling kasih sayang diantara ummatku adalah Abu Bakar, dan paling teguh dalam menjaga ajaran Allah adalah Umar, dan yang paling bersifat pemalu adalah Utsman. (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, At Tirmidzi) Utsman adalah seorang yang sangat dermawan, dalam sebuah persiapan pasukan pernah Utsman yang membiayainya seorang diri. Setelah kaum muslimin hijrah, saat kesulitan air, Utsmanlah yang membeli sumur dari seorang Yahudi untuk kepentingan kaum muslimin. Pada masa kepemimpinannya Utsman merintis penulisan Al Qur’an dalam bentuk mushaf, dari lembaran-lembaran yang mulai ditulis pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar.
4. Sahabat berikutnya adalah Ali bin Abi Thalib, pemuda pertama yang masuk Islam, ia yang menggantikan posisi Rasulullah di tempat tidurnya saat beliau hijrah, Ali yang dinikahkan oleh Rasulullah dengan putri kesayangannya Fatimah, Ali yang sangat sederhana kehidupannya.
5. Sahabat kelima yang oleh Rasulullah dijamin masuk surga adalah Thalhah bin Ubaidillah yang pada Uhud terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah serta jari tangannya putus. Namun Thalhah yang berperawakan kekar serta sangat kuat inilah yang melindungi Rasulullah disaat saat genting, beliau memapah Rasulullah yang tubuhnya telah berdarah menaiki bukit Uhud yang berada di ujung medan pertempuran saat kaum musyrikin pergi meninggalkan medan peperangan karena mengira Rasulullah telah wafat. Saat itu Thalhah berkata kepada Rasulullah, ”Aku tebus engkau ya Rasulullah dengan ayah dan ibuku.” Nabi tersenyum seraya berkata, ”Engkau adalah Thalhah kebajikan.” Sejak itu Beliau mendapat julukan Burung Elang hari Uhud. Rasulullah pernah berkata kepada para sahabatnya, ”Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa yang senang melihat seorang yang syahid berjalan di muka bumi maka lihatlah Thalhah.”
6. Azzubair bin Awwam, sahabat yang berikutnya, adalah sahabat karib dari Thalhah. Beliau muslim pada usia lima belas tahun dan hjrah pada usia delapan belas tahun, dengan siksaan yang ia terima dari pamannya sendiri. Kepahlawanan Azzubair ibnul Awwam pertama terlihat dalam Badar saat ia berhadapan dengan Ubaidah bin Said Ibnul Ash. Azzubair ibnul Awwam berhasil menombak kedua matanya sehingga akhirnya ia tersungkur tak bergerak lagi, hal ini membuat pasukan Quraisy ketakutan.
Rasulullah sangat mencintai Azzubair ibnul Awwam beliau pernah bersabda, ”Setiap nabi memiliki pengikut pendamping yang setia (hawari), dan hawariku adalah Azzubair ibnul Awwam.” Azzubair ibnul Awwam adalah suami Asma binti Abu Bakar yang mengantarkan makanan pada Rasul saat beliau hijrah bersama ayahnya. Pada masa pemerintahan Umar, saat panglima perang menghadapi tentara Romawi di Mesir Amr bin Ash meminta bala bantuan pada Amirul Mu’minin, Umar mengirimkan empat ribu prajurit yang dipimpin oleh empat orang komandan, dan ia menulis surat yang isinya, ”Aku mengirim empat ribu prajurit bala bantuan yang dipimpin empat orang sahabat terkemuka dan masing-masing bernilai seribu orang. Tahukah anda siapa empat orang komandan itu? Mereka adalah Ubadah ibnu Assamit, Almiqdaad ibnul Aswad, Maslamah bin Mukhalid, dan Azzubair bin Awwam.” Demikianlah dengan izin Allah, pasukan kaum muslimin berhasil meraih kemenangan.
7. Adalah Abdurrahman bin Auf, yang disebutkan berikutnya, adalah seorang pedagang yang sukses, namun saat berhijrah ia meninggalkan semua harta yang telah ia usahakan sekian lama. Namun saat telah di Madinahpun beliau kembali menjadi seorang yang kaya raya, dan saat beliau meninggal, wasiat beliau adalah agar setiap peserta perang Badar yang masih hidup mendapat empat ratus dinar, sedang yang masih hidup saat itu sekitar seratus orang, termasuk Ali dan Utsman. Beliaupun berwasiat agar sebagian hartanya diberikan kepada ummahatul muslimin, sehingga Aisyah berdoa: “Semoga Allah memberi minum kepadanya air dari mata air Salsabil di surga.”
8. Sahabat yang disebutkan berikutnya adalah Saad bin Abi Waqqash, orang pertama yang terkena panah fisabilillah, seorang yang keislamannya sangat dikecam oleh ibunya, namun tetap tabah, dan kukuh pada keislamannya.
9. Said bin Zaid, adik ipar Umar, adalah orang yang dididik oleh seorang ayah yang beroleh bihayah Islam tanpa melalui kitab atau nabi mereka seperti halnya Salman Al Farisi, dan Abu Dzar Al Ghifari. Banyak orang yang lemah berkumpul di rumah mereka untuk memperoleh ketenteraman dan keamanan, serta penghilang rasa lapar, karena Said adalah seorang sahabat yang dermawan dan murah tangan.
10. Nama terakhir yang meraih jaminan surga adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, yang akhirnya terpaksa membunuh ayahnya saat Badar, sehingga Allah menurunkan QS Al Mujadilah : 22. Begitupun dalam perang Uhud, Abu Ubaidahlah yang mencabut besi tajam yang menempel pada kedua rahang Rasulullah, dan dengan begitu beliau rela kehilangan giginya. Abu Ubaidah mendapat gelar dari Rasulullah sebagai pemegang amanat ummat, seperti dalam sabda beliau : “Tiap-tiap ummat ada orang pemegang amanat, dan pemegang amanat ummat ini adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah.”
Note: Dari berbagai sumber. Terima kasih.
Sabtu, 30 Juli 2011
SMILE!
SAHABAT, di bulan suci Ramadhan ini tentunya kita dituntut untuk mempersiapkan diri kita, baik jasmani maupun rohani. Mungkin sahabat pun tahu kalau di bulan suci ini, seluruh tenaga dan pikiran kita dioptimalkan untuk beribadah. Belum lagi kalau aktifitas kita juga beriringan dengan aktifitas yang lain seperti bekerja atau sekolah. Hal ini tentu akan terasa sangat melelahkan.
Tidak jarang dengan kondisi yang demikian, di dalam pergaulan wajah kita terlihat seolah-olah tidak bersemangat, tidak menunjukkan keramahan, enggan berbicara dan lebih banyak memfokuskan hatinya untuk berdzikir kepada ALLAH.
Kita harus menyadari bahwa di sekeliling kita pun ada orang lain, dimanapun kita berada, baik di tempat bekerja, menuntut ilmu (kampus atau sekolah), yang senantiasa berinteraksi dengan kita. Ada teman, guru, atasan, dosen, dan yang lainnya.
Bayangkan...!! Mereka pun manusia, ingin merasa dihormati dan dihargai. Merekapun ingin mengasih dan ada pula yang ingin memberi. Bagaimana jadinya kalau di tengah mereka itu kita menunjukkan ketidakceriaan yang disebabkan karena menahan haus dan lapar disaat kita berpuasa? Boleh jadi ada yang akan tersakiti karena sikap kita yang tidak ramah. Lebih dari itu, mungkin ada beberapa di antara mereka yang enggan berkomunikasi dengan kita karena melihat raut muka kita yang kurang menyejukkan dan meneduhkan pandangan.
Kalau sudah demikian, amatlah merugi diri kita. Sudahlah kita menahan haus dan lapar, ditambah lagi dijauhi oleh orang. Yang lebih parah lagi adalah ada yang akhirnya memusuhi kita sebagai akibat dari tampilan wajah kita yang kurang menyenangkan tersebut. Wah…tidak enak sekali kedengarannya. Pasti akan terbayang di benak kita orang yang tidak bisa menunjukkan keramahan seperti itu tentu akan menjadi pribadi muslim yang angkuh, menutup diri dan tidak pernah mau mengenal orang lain. ALLAH tidak akan suka dengan pribadi yang seperti ini.
Lalu bagaimana solusinya supaya bulan puasa ini tidak akan menjadi bulan kesengsaraan buat kita? Rasulullah mengajarkan bahwa senyum itu adalah bagian dari ibadah. Bahkan ada yang mengatakan lagi, senyum itu adalah sedekah. Ingat, sedekah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain untuk menolong seseorang agar senang hatinya. Bisa dikatakan juga, bahwa senyum itu adalah salah satu cara untuk membahagiakan diri sendiri.
Dengan kita selalu tersenyum, hati kita akan terasa sejuk dan tentram. Apabila ada suatu hal atau kejadian yang buruk terjadi dalam keseharian kita, kitapun mampu menghadapinya dengan tenang, menganggap hal tersebut bukan sebagai hal yang menggemparkan…Hanya karena kita menghadapinya dengan senyuman.
Apa yang telah dicontohkan Rasul sungguhlah luar biasa. Hal itu bisa kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama dibulan suci Ramadhan ini. Kemanapun dan dimanapun, Rasulullah senantiasa tersenyum, bahkan terhadap orang yang memusuhinya sekalipun.
Maka, demikian pula dengan kita yang sedang menjalankan ibadah puasa, banyak sekali manfaatnya apabila orang yang bisa berpuasa sambil tersenyum. Manfaat yang pertama, ibadah puasanya diterima oleh Allah dan yang kedua dia dicintai serta disenangi oleh sesamanya.
Pribadi yang demikian akan menjadi contoh bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dia akan disenangi oleh teman, guru dan orang disekitarnya. Seseorang yang bermasalahpun, ketika bertemu dengan orang yang berkepribadian demikian, pastilah hatinya akan terhibur dan mungkin sedikit membantu meringankan bebannya.
Tetapi senyum tidaklah cukup. Sebab senyum disini ada beberapa macam. Ada senyum terpaksa, senyum pura-pura yang tidak memiliki, ada yang karena dibayar, karena mengharapkan sesuatu. Senyum yang manakah yang akan kita tampilkan? Tentulah senyum yang keluar dari seorang pribadi muslim yang terjaga kebersihan hatinya dan hati yang senantiasa berdzikir kepada ALLAH, serta menunjukkan keikhlasan dalam setiap perbuatannya.
Maka orang yang memiliki kepribadian demikian, apabila ia tersenyum maka senyumnya akan terlihat indah dan menyejukkan hati, setiap orang yang memandangnya akan terpesona dengan senyumnya. Ia tersenyum bukan hanya sekedar tersenyum, tetapi senyum sebagai bagian dari akhlak yang diajarkan Rasulullah.
Akhlak yang bagaimanakah? Akhlak yang selalu memperlihatkan tutur kata yang baik, mengasihi sesama, santun, pandangan yang meneduhkan, tidak sombong, tidak merasa diri paling benar, dan lain sebagainya. Insya Allah, orang yang seperti itu senyumannya akan memiliki arti bagi orang lain. Sungguhlah mulia orang memiliki senyuman demikian.
Jadi, betapa penting ternyata memelihara senyum dalam rangka menyempurnakan kesucian ibadah kita. Sangat beruntunglah orang yang senantiasa tersenyum dalam keadaan apapun dan dalam situasi yang seperti apapun. Terlebih jika ia sedang melaksanakan puasa.
Mudah-mudahan kita tergolong menjadi orang yang selalu dicintai, disenangi dan dirindukan oleh sesama sebagai hasil dari kekuatan senyum yang bernilai ibadah. Amin ya rabbal alamiin! ***
By: Agus, Mp E-mail: agus_034@yahoo.com
Untuk Para Wanita
Untuk Para Akhwat.... mari kita Aminkan Doa ini.......
Untuk Para Ikhwan.... Dengarlah Doa Para Akhwat yang sangat merindukan
datangnya seorang pendamping....
"Peringatan Rasulullah: "Bukan termasuk golonganku orang-orang yang
merasa khawatir akan terkungkung hidupnya karena menikah kemudian
ia tidak menikah." (HR. Thabrani). "
Apa yang menghimpit saudara kita sehingga MEREKA SANGGUP MENETESKAN
AIR MATA. Awalnya adalah KARENA MEREKA MENUNDA APA YANG HARUS DISEGERAKAN,
MEMPERSULIT APA YANG SEHARUSNYA DIMUDAHKAN. Padahal Rasululloh berpesan:
"Wahai Ali, ada TIGA PERKARA JANGAN DITUNDA-TUNDA, apabila SHOLAT
TELAH TIBA WAKTUNYA, JENAZAH APABILA TELAH SIAP PENGUBURANNYA, dan
PEREMPUAN APABILA TELAH DATANG LAKI-LAKI YANG SEPADAN MEMINANGNYA." (HR Ahmad) "
-- M. Fauzil Adhim
****************************
A Prayer
Tuhanku...
Aku berdo'a untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku
Seseorang yang sungguh mencintaiMu lebih dari segala sesuatu
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMu
Wajah tampan dan daya tarik fisik tidaklah penting
Yang penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau
dan berusaha menjadikan sifat-sifatMu ada pada dirinya
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidaklah sia-sia
Seseorang yang memiliki hati yang bijak tidak hanya otak yang cerdas
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku
Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi juga dapat menasihatiku ketika aku berbuat salah
Seseorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tapi karena hatiku
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi
Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika aku di sisinya
Tuhanku...
Aku tidak meminta seseorang yang sempurna namun aku meminta seseorang yang tidak sempurna,
sehingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna
Tuhanku...
Aku juga meminta,
Buatlah aku menjadi wanita yang dapat membuatnya bangga
Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sekedar cintaku
Berikanlah sifat yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMu
Berikanlah aku tangan sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak hal
baik dan bukan hal buruk dalam dirinya
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,
mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat dan tersenyum untuk dirinya setiap pagi
Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan:
"Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan
yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna."
Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat
Dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan
Amin....
Note: thanx for: http://gamusimtelkom.blogspot.com/2011/03/4-hal-utama-menjadi-muslimah.html for the pict
Langganan:
Postingan (Atom)